Wednesday, February 1, 2012

3 Kiat Mengelola Serbuan 'Big Data'

Baru-baru ini Forrester melaporkan bahwa dalam 20 sampai 25 tahun terakhir, perusahaan-perusahaan hanya bakal menggunakan 5% dari data mereka, sehingga melewatkan peluang untuk mendiferensiasikan diri
mereka dengan kekayaan intelijen yang dapat disediakan oleh data perusahaan mereka.

Mendukung penemuan ini, Mckinsey's Global Institute juga melaporkan di tahun 2011 bahwa penggunaan big data akan menjadi strategi kunci untuk memimpin perusahaan mengalahkan saingan mereka. Sebagai contoh, para peritel yang memanfaatkan analisa big data telah melaporkan peningkatan di marjin operasional sampai dengan 60%.

Ya, itulah plus minus big data alias memiliki banyak kumpulan data terkait alur bisnis dan operasional perusahaan. Big data bisa menjadi hal positif jika perusahaan dapat memanfaatkan data tersebut sebagai nilai tambah.

Di sisi lain, big data malah akan menjadi beban bagi perusahaan yang cuma menyimpan data-data tersebut tanpa tahu harus diapakan.

Hal ini kian menegaskan peran business analytics sebagai keuntungan strategis bagi perusahaan di segala bidang -- mulai dari layanan keuangan, pemerintahan dan layanan masyarakat sampai dengan produk konsumer yang memiliki pergerakan cepat.

Dari pihak industri, para vendor pun sejatinya telah dan akan terus menawarkan solusi-solusi baru untuk mengelola big data dengan efisien. Namun dengan begitu banyaknya solusi yang tersedia, bagaimana Anda yakin yang mana yang terbaik untuk perusahaan Anda?

Steven Law, NetApp Country Manager untuk Indonesia dan Filipina, memberikan tips dan triknya agar perusahaan dapat memulai dengan tepat pengelolaan Big Data mereka.

1. Perjelas kebutuhan Anda

Sekarang ini perusahaan memiliki jumlah data yang sangat besar yang harus diurus, dan penting bagi mereka untuk mengetahui berapa banyak dan apa tipe data yang dihasilkan.

Pemahaman tersebut akan memandu Anda untuk memutuskan solusi yang paling tepat dan hemat yang dapat membantu mengelola data Anda secara efisien, dan menggali intelijen yang dapat diambil untuk bisnis Anda.

Sebagai contoh, perusahaan yang menjalankan sistem High Performance Computing (HPC) cenderung memiliki kebutuhan yang lebih tinggi untuk akses data dan storage. Kecepatan dan ketangkasan dari supercomputer ini memerlukan sistem storage yang sama fleksibel dan efisiennya untuk mendukung arus data yang dihasilkan.

Jika perusahaan beroperasi dengan bandwidth yang tinggi dan memerlukan hasil yang cepat, Anda harus mencari sistem paralleling filing seperti Lustre. Sistem-sistem ini menyediakan skalabilitas untuk kebutuhan sekarang dan yang akan datang sekaligus mengoptimalkan konfigurasi storage untuk performa yang lebih kuat.

2. Mengimplementasi tools manajemen yang tepat

Setelah mengadopsi solusi, maka penting untuk memastikan bahwa penyedia storage Anda menawarkan tools manajemen yang tepat. Memiliki solusi yang bersifat open source dapat memfasilitasi integrasi infrastruktur TI dan tools manajemen yang baru dan yang sebelumnya.

"Hadoop adalah contoh salah satu solusi seperti itu. Diciptakan untuk memenuhi tantangan big data, framework programming berbasis Java ini mendukung proses dataset yang besar di lingkungan komputasi yang terdistribusi," jelas Stephen, dalam keterangannya kepada detikINET, Selasa (27/12/2011).

Solusi-solusi open source untuk Hadoop memungkinkan bisnis untuk memanfaatkan sistem server dan database mereka yang ada untuk menganalisis dataset berukuran besar.

Dengan teknologi yang baru, pengurangan biaya ini belum tentu akan meningkatkan fleksibilitas dan performa. Fungsi open source Hadoop mengakselerasi adopsi apliklasi analitis untuk meningkatkan business intelligence.

3. Berpikir ke depan

Big Data sudah dipastikan terus tumbuh, ukuran Petabyte sebentar lagi akan tergantikan dengan Zetabyte. Oleh karena itu, adalah penting untuk memiliki infrastruktur yang scalable agar perusahaan siap untuk memenuhi kebutuhan mendatang. Memiliki arsitektur TI yang komprehensif untuk instalasi data center yang mudah memberikan kemampuan untuk ekspansi di masa depan.

"Selain solusi on premise storage dan processing, perusahaan juga perlu mempertimbangkan memindahkan Big Data ke cloud. Dengan menitikberatkan pada kemampuan otomasi secure multi-tenancy, banyak perusahaan yang lebih besar perlu mempertimbangkan mengintegrasikan solusi Big Data mereka dengan cloud untuk meminimalisasikan biaya dan memacu konsolidasi," lanjut Stephen.

Big data membawa kekayaan informasi yang dapat dimanfaatkan untuk bisnis. Agar hal tersebut dapat terwujud, perusahaan perlu untuk mengimplementasikan solusi data storage dan processing yang tepat.

"Dengan solusi yang tepat untuk mengelola data, maka waktu dapat dihabiskan dengan lebih efisien untuk melakukan analisa atas data yang akan menghasilkan keuntungan bisnis," Stephen menandaskan.


sumber:detikinet