Memasuki jejaring sosial seperti Facebook banyak dipilih banyak perusahaan maupun individu untuk memperluas pasar dalam marketing. Jangan asal masuk, ketahui caranya.
"Tidak banyak perusahaan yang bisa beradaptasi dengan social media. Yang hebat mengadopsi sosial media adalah UKM," kata Online Strategist Nukman Luthfie.Perusahaan yang berhasil masuk ke social media adalah perusahaan yang manajemennya berubah. Karena zaman dulu, umumnya marketing menggunakan pendekatan satu arah melalui TV, radio, koran, atau majalah, tidak pernah bertemu langsung dengan konsumen sehingga akan kaget ketika masuk ke social media tanpa persiapan.
"Orang akan mau berteman dengan sebuah brand pertama karena mereka suka dengan brand tersebut. Kedua, karena ada penawaran khusus yang disampaikan di Fanpage brand. Ketiga, karena orang yang dikenalnya 'Like' atau berteman dengan brand tersebut dan yang terakhir, karena kontennya menarik," papar Nukman.
Senada dengan Nukman, Official Reseller sekaligus perwakilan Facebook di Indonesia Aswin Regawa dari Admax Network menyebutkan Fanpage sebuah brand di Facebook adalah tempat dimana konsumen berinteraksi dengan brand tersebut.
"Namun kadang-kadang masih banyak brand yang masih pakai cara tradisional meski sudah masuk ke social media," sebutnya.
Menurutnya ada tiga hal yang harus dilakukan dalam marketing di Facebook. Yakni, targeting strategy, content strategy, dan Fanpage management.
Targeting strategy. Di Facebook, kita bisa menjangkau daerah-daerah dimana konsumen potensial berada. Jika bingung, Aswin menyarankan untuk mengakses Facebook Marketing Solutions yang beralamat di www.facebook.com/marketing untuk mencari referensi.
"Ini ilmu gratis, tapi orang mungkin tidak tahu atau terlalu sibuk untuk membacanya," kelakar Aswin. "Sering-seringlah baca halaman ini," sarannya.
Content strategy.
"29 Februari nanti akan ada yang baru di Facebook. Platformnya berubah, bisa dimanfaatkan untuk marketing. Misalnya fitur video, bisa untuk engagement lebih erat dengan consumer. Gakselalu harus kasih diskon, promo, atau sapaan, tapi bikin pencitraan kreatif yang nantinya akan menimbulkan persepsi pada konsumen," jelasnya.
Fanpage management. Ini dia yang sangat penting untuk menjaga loyalitas customer. Kita diharuskan responsif terhadap keluhan, terbuka dan jujur. Aswin menyarankan agar tidak memutus percakapan ketika seorang konsumen mengeluh, namun mengarahkannya ke akses customer service.
"Manajemen Fanpage yang gagal biasanya membuat Fanpage brand tersebut dipaksa menjadi customer service. Poinnya adalah kita berinteraksi sedemikian rupa dengan customer dengan baik. Keuntungannya, ketika ada masalah, bisa saja customer lain yang loyal justru membela kita," tutupnya.
sumber:detikinet