Pengalaman makan di restoran yang "mahal" kadang-kadang tidak sebanding dengan harga makanan yang Anda bayar. Makanan yang Anda pesan tidak kunjung tiba, ketika akhirnya sampai di meja ternyata tidak
disajikan dengan cara yang Anda inginkan, atau sulitnya menemukanwaiter yang sedang tidak repot melayani meja lain, seringkali menimbulkan rasa kesal yang berujung keputusan untuk tidak makan di tempat itu lagi.Namun, seperti dilaporkan The Wall Street Journal, pelayan restoran di Amerika saat ini umumnya sudah dilatih untuk "membaca" gelagat para pelanggan agar dapat mengantisipasi kebutuhan mereka dalam sekejap. Tujuannya, agar dapat memberikan pengalaman bersantap yang lebih memuaskan, dan tentunya mendapatkan tip yang lebih besar.
Para waiter umumnya dilatih untuk mencari sekelompok pelanggan yang tampak ramai mengobrol, dan membuat kontak mata satu sama lain, termasuk pada pelayan. Sebab, kelompok seperti ini yang cenderung memesan makanan hingga hidangan penutup. Mereka juga lebih memperlakukan pelayan dengan lebih manusiawi, dengan mengajak berbincang lebih pribadi. Hal yang berbeda terlihat pada kelompok businessman yang berpakaian rapi, yang umumnya menuntut hidangan disajikan tepat waktu.
Nah, mengingat kemampuan pelayan restoran dalam "membaca" kebiasaan pelanggan ini, tak ada salahnya jika Anda menguji layanan yang mereka berikan dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang sudah dihafal oleh sang pelayan.
Agar dilayani dengan cepat. Ketika Anda memakai gaun, celana panjang rapi, dan melakukan reservasi lebih awal, pelayan restoran akan merasa ada efisiensi yang harus dilakukan. Dengan penampilan seperti ini, Anda mengirimkan pesan bahwa Anda memiliki banyak keperluan selain makan di restoran tersebut, sehingga membutuhkan layanan yang cepat.
Jika Anda mengundang banyak tamu, buat reservasi. Pelayan restoran umumnya akan berfokus pada orang yang berkepentingan di sebuah meja, misalnya yang mem-booking meja, mengatur pemesanan menu, atau memimpin pembicaraan. Meskipun Anda bukan orang yang membayari jamuan makan tersebut, Anda akan dianggap sebagai orang yang paling bertanggungjawab mengenai kepuasan para tamu mengenai kelezatan hidangan. Jika Anda membawa keluarga besar, pelayan biasanya akan berkonsentrasi pada "ibu", karena ibu lah yang biasanya mengatur segalanya.
Nah, mengingat kemampuan pelayan restoran dalam "membaca" kebiasaan pelanggan ini, tak ada salahnya jika Anda menguji layanan yang mereka berikan dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan yang sudah dihafal oleh sang pelayan.
Agar dilayani dengan cepat. Ketika Anda memakai gaun, celana panjang rapi, dan melakukan reservasi lebih awal, pelayan restoran akan merasa ada efisiensi yang harus dilakukan. Dengan penampilan seperti ini, Anda mengirimkan pesan bahwa Anda memiliki banyak keperluan selain makan di restoran tersebut, sehingga membutuhkan layanan yang cepat.
Jika Anda mengundang banyak tamu, buat reservasi. Pelayan restoran umumnya akan berfokus pada orang yang berkepentingan di sebuah meja, misalnya yang mem-booking meja, mengatur pemesanan menu, atau memimpin pembicaraan. Meskipun Anda bukan orang yang membayari jamuan makan tersebut, Anda akan dianggap sebagai orang yang paling bertanggungjawab mengenai kepuasan para tamu mengenai kelezatan hidangan. Jika Anda membawa keluarga besar, pelayan biasanya akan berkonsentrasi pada "ibu", karena ibu lah yang biasanya mengatur segalanya.
Layanan pun akan ditingkatkan dengan berpegang pada si "pemimpin" meja ini, karena pada reservasi untuk banyak tamu seperti ini biasanya waiter mengharap tip yang lebih besar.
Ketika menjamu orang asing dimana minuman beralkohol menjadi sajian utama, pesanlah minuman lebih dulu.Dengan cara ini, pelayan restoran akan menaruh perhatian khusus pada minuman Anda. Ketika menyajikan sebotol wine, waiter juga akan mengisi gelas Anda lebih dulu.
Untuk mendapatkan layanan kelas atas. Menurut riset yang dilakukan The Wall Street Journal tadi, seorang pelanggan yang tidak mudah puas oleh layanan waiter cenderung akan mendapatkan layanan yang lebih detail. Ketika Anda merespons pertanyaan waiter dengan mengatakan bahwa rasa makanannya "lumayan", hal itu menunjukkan ketidakpuasan yang pasif-agresif. Hasilnya, biasanya pelayan akan memberikan bonus khusus. Namun, pelanggan yang santai dan senang ngobrol dengan pelayan restoran juga bisa mendapatkan layanan ekstra karena mampu memenangkan hati si pelayan.
Sumber: Shine