Sunday, October 30, 2011

Patung Dewa Hermes dari Jembatan Harmoni

Beeld van de god Hermes in de brug Harmony, arti pendeknya adalah: patung dewa Hermes dari jembatan Harmoni, Jakarta Pusat.


Patung ini sangat terkenal, dan patung ini juga merupakan ikon penting untuk ibukota Jakarta.
Dia adalah benda ikonik yg tersisa dari jaman awal mula pemekaran Batavia modern ditahun 1905. Dikatakan "tersisa sedikit" memang dalam arti sebenarnya. Pembangunan jakarta selama 1 abad ini sudah memusnahkan hampir semua benda bersejarah penting dikota ini karena memang kota ini tumbuh mengabaikan pentingnya benda benda bersejarah yg ada disini. Patung inipun nyaris hilang karena ada "orang sinting" yang menabrakan mobilnya kejembatan tempat patung ini dipasang sampai membuat patung berharga ini miring parah, seolah akan jatuh kedalam sungai dibawah jembatan Harmoni.  Siapa "orang gila" yg menabrak beton dudukan patung ini gak ada yg tahu, untung fisik patung Dewa Hermes ini tidak cacat berat.  Kondisinya yg miring dijembatan Harmony lantas diselamatkan oleh petugas PU kota untuk dipindahkan. Sayangnya waktu itu ketika dipindahkan, petugas tsb tidak memberitahukan kepada instansi lain terkait, akibatnya pemerhati kebudayaan dan ahli sejarah langsung geger, langit seperti pecah, semua berteriak: "Astaga, patung Hermes hilang dari jembatan Harmoni"!!
Sebegitu hebohnya kehilangan sebuah patung perunggu?
Patung ini mempunyai dua nilai sangat penting. Pertama adalah dari sisi aspek sejarahnya spt yg disebutkan didepan. Patung Hermes adalah simbol dari keberuntungan, diletakan dijembatan harmoni pada abad 18-19 oleh Belanda, jadi memang punya arti penting buat sejarah kota ini.  Lalu kedua adalah, harga patung perunggu yg beratnya sekitar 70kg ini dipasaran barang antik elite dunia sangat-sangat mahal dan berharga. Jika dicuri dan dijual dikalangan kolektor maka harganya bisa melambung sampai diatas 1 milyar. Sebuah harga sangat mahal untuk benda curian di blackmarket, apalagi jika dijual dengan dokumen resmi yg sah, bisa 2x lipat.

Sekarang patung Dewa Hermes yg asli bisa ditemui di pelataran belakang Museum Fatahilah Jakarta. Sejak ditabrak oleh "mobil gila" itu, patung aslinya diamankan dipelataran Fatahilah. Untuk penggantinya dijembatan Harmoni dipasang replikanya patung Hermes perunggu yg dibuat oleh satu seniman patung Jogja, pak Arsono.
Mengunjungi Museum Fatahilah bisa dilakukan dengan berbagai cara, mulai pakai kendaraan umum atau busway, naik mobil pribadi, sepeda motor dll. Anak sepeda juga demen main kemari diakhir pekan untuk sekedar transit point to point jika mencoba main jarak menengah.

sumber:http://hsgautama.multiply.com/journal/item/671