Serbasalah menghadapi bos berkarakter dominan. Berlaku baik, salah, dijauhi lebih salah lagi. Bagaimana, nih?
“Bos saya tidak pernah bisa terpuaskan. Tuntutannya banyak sekali dan target tidak boleh meleset. Masalahnya, seringkali target tercapai dengan baik, tapi dia tetap tidak happy dan menambahi kami pekerjaan”
Solusi: Bos seperti ini memang lebih fokus pada target dan hasil semaksimal mungkin, mengesampingkan perasaan dan energi yang sudah dikeluarkan anak buah. Sebaiknya hadapi bos dengan sikap percaya diri. Anda semestinya tahu sudah seberapa besar upaya yang sudah Anda lakukan. Karena apa pun yang dilakukan tidak akan pernah bisa memuaskannya, cobalah untuk tidak percaya 100 persen terhadap semua komentarnya. Tetapi Anda tidak perlu mengkonfrontirnya. Jangan lupa untuk selalu memberi semangat dan memuji diri sendiri, agar tekanan-tekanan bos tidak membuat Anda drop dan kehilangan rasa percaya diri.
“Heran, kenapa ya bos saya hobi banget menyalahkan anak buah, padahal dia juga ikut andil dalam banyak hal. Dia sering gonta-ganti aturan dan metode kerja, tapi begitu muncul masalah, kami yang dimarahi habis-habisan.”
Solusi: Sebaiknya mulai sekarang catat semua arahan dan hasil pembicaraan dengan bos, beri tanggal, dan waktunya. Setiap selesai rapat, ulangi lagi secara singkat tapi to the point tentang hal-hal yang sudah disetujuinya. Saat mengerjakan proyek, buat catatan langkah-langkah yang sudah Anda lakukan secara detail. Jika perlu, lakukan laporan secara berkala lebih sering, sebelum proyek selesai. Kalau Anda merasa sudah berusaha mati-matian dan menghasilkan yang terbaik, sementara bos tetap “hobi” menyalahkan, tunjukkan semua catatan Anda dan mintalah petunjuknya di mana kesalahan Anda. Di sini Anda harus menunjukkan bahwa Anda bertanggung jawab terhadap apa pun yang dilakukan, tetapi itu tidak terlepas dari arahannya.
“Bos saya masih baru, dia punya cara-cara baru yang beda banget dengan yang dilakukan bos sebelumnya. Kalau enggak diikuti, dia mengambek dan ngomel-ngomel.“
“Bos saya masih baru, dia punya cara-cara baru yang beda banget dengan yang dilakukan bos sebelumnya. Kalau enggak diikuti, dia mengambek dan ngomel-ngomel.“
Solusi: Setiap orang pasti punya cara yang menurutnya baik. Begitu juga dengan bos Anda. Cara-cara baru yang dibawanya, bukan berarti musibah bagi anak buah. Bahkan mungkin bisa sebaliknya, akan membawa manfaat dan keberhasilan yang besar. Yang diperlukan adalah kesabaran dan kemauan Anda untuk melakukan adaptasi. Cobalah pahami mengapa bos memilih cara-cara itu. Lakukan diskusi dengan bos, tanpa bermaksud membanding-bandingkan dengan pendahulunya, apa target yang mungkin bisa dicapai dengan cara-caranya itu. Dengan pendekatan asertif seperti ini, Anda bisa dengan mudah mengikuti cara-caranya, sehingga dia tidak gampang ngambek dan ngomel-ngomel.
“Bos saya galak, lebih judes dari Durnela dan Barbeta, saudara tiri Cinderella! Komentarnya ‘silet’ banget! Dia tidak segan-segan memarahi atau mengkritik anak buah habis-habisan di depan orang lain.”
Solusi: Menghadapi bos seperti ini, hindari sikap emosional. Jangan bereaksi berlebihan, karena ini menyinggung egonya, yang bisa memancingnya untuk semakin menyerang Anda. Jika Anda tenang, dia tidak akan memiliki lebih banyak celah untuk melanjutkan amarahnya. Jika dia bertanya, langsung beri jawaban taktis, jangan berpanjang-panjang karena ini bisa membuatnya makin kesal. Setelah kejadian ini, cari waktu untuk berbicara berdua dengan bos. Mungkin bos meneriaki Anda karena memang tidak puas dengan hasil kerja Anda. Diskusikan apa harapannya terhadap Anda dan mintalah sarannya untuk perbaikan performa Anda.