TIDAK dapat disangkal Johnny Depp, kini 48 tahun, adalah salah satu aktor tersukses dari generasinya.
Depp sukses melalui tahapan sebagai bintang TV (lewat serial 21 Jump Street ), aktor film-film independen
khas festival film (What’s Eating Gilbert Grape), maupun raja box office (Pirates of the Bisa dibilang, generasi 1990-an tumbuh bersama Depp. Pertama, kita jatuh cinta padanya sebagai polisi muda yang memerangi kejahatan remaja di 21 Jump Street saat serial itu tayang di RCTI tahun 1990-an. Lalu, Depp hijrah ke layar lebar. Ia bertemu sutradara Tim burton yang mengubah total penampilan Depp yang cool menjadi nyentrik lewat Edward Scissorhands. Sebagai makhluk bertangan gunting, kita melihat sisi anak-anak Depp.
Kemudian Depp menapaki karier bukan sebagai aktor film-film mainstream. Ia lebih suka film-film berbujet rendah yang dibuat secara independen tapi membuatnya bisa mengeksplorasi kemampuannya berakting. Film macam Gilbert Grape, Don Juan de Marco, Fear and Loathng in Las Vegas , atau Chocolat adalah bukti Depp sebagai aktor dengan “A” besar.
Syahdan, memasuki era 2000-an, tentu tanpa tahu filmnya bakal sukses, Depp mengambil peran sebagai Jack Sparrow, kapten bajak laut nyentrik di Pirates of the Caribbean . Tidak ada yang mengira filmnya bakal sukses besar. Peran itu kemudian begitu melekat pada Depp hingga ia perlu mengulangnya 3 kali lagi. Bahkan, kabarnya, film kelima dan keenam tengah disiapkan.
Saat ini, film terbaru Depp, Rum Diary tengah tayang di bioskop. Sebagai wartawan yang meliput ke Puerto Riko dan menemui petualangan aneh di sana , sekali lagi Depp menunjukkan bakatnya sebagai Aktor, bukan tokoh nyentrik berkostum aneh.
Nah, untuk merayakan kembalinya Depp sebagai Aktor, kami memilih 5 karakter Depp yang paling dikenang—baik di film dan TV. Memilih hanya 5 saja terbilang sangat sulit mengingat beragamnya karakter Depp dari satu film ke film yang lain.
Tapi, inilah dia! Lihat, ada di urutan berapa Kapten Jack Sparrow.
5. Joe Pistone/Donnie Brasco (Donnie Brasco, 1997)
Not just another pretty face, demikian penghargaan seorang kritikus film pada Johnny Depp. Aktor cool ini biasa dapat komentar soal wajah rupawannya yang androgin, yang pernah membuat Sarah Jessica Parker (bintang Sex and the City) merasa kalah cantik lalu minder saat bermain bareng dengannya di Ed Wood (1994). Tapi, memang betul. Wajah Depp seperti memiliki daya magis. Tengok saja tatapan mata sendunya. Wajah Depp nan sendu itu dieksplorasi habis di Donnie Brasco (1997). Film ini diangkat dari kisah nyata agen FBI Joe Pistone (diperankan Depp) yang meyamar sebagai mata-mata di kelompok mafia dengan nama Donnie Brasco. FBI semula menugaskan Pistone menyamar 3-4 bulan, tapi kemudian memanjang hingga 6 tahun. Pistone menyimpan beban besar dan berada dalam pisisi dilematis saat ia semakin masuk dan diterima dalam kehidupan mafia—di antaranya persahabatannya dengan mentor mafianya, Lefty (Al Pacino). Sebelum Tony Leung memerankan karakter sejenis di Infernal Affairs (2002), Depp sudah menghidupkan dilema petugas yang menyamar dengan sangat baik. Melihat mata dan wajah sendu Depp di film ini kita ikut merasakan beban berat yang dipikulnya.
4. J.M. Barrie (Finding Neverland, 2004)
Sebagai aktor, Johnny Depp bak memiliki dua kepribadian (ah, bukankah akting juga kepribadian yang lain dari pemilik asli tubuh itu?). Kepribadian pertama, kita melihatnya sebagai aktor yang berakting di film-film yang mengandalkan kepiawaian aktingnya seperti What’s Eating Gilbert Grape atau Donnie Brasco di atas. Yang kedua, kita melihat Depp menonjolkan sisi kekanak-kanakannnya, berakting jadi tokoh-tokoh nyentrik macam Edward si tangan gunting maupun Willy Wonka (Charlie and the Chocolate Factory). Saat berakting sebagai J.M. Barrie, pengarang buku anak-anak Peterpan, di Finding Neverland (2004) karya Marc Forrester, Depp menggabungkan dua kepribadiannya dalam satu karakter. Ia menjadi aktor yang berakting sekaligus memunculkan sisi kanak-kanaknya. Kisahnya tentng
3. Tom Hanson (Serial 21 Jump Street, 1987-1990)
Johnny Depp adalah ikon bagi generasi akhir 1980-an dan 1990-an. Bagi kita di sini, yang menikmati wajah gantengnya sebagai petugas polisi Tom Hanson di serial 21 Jump Street di RCTI dulu, Depp langsung bikin jatuh cinta. Asyik betul rasanya melihat polisi muda nan cool yang menerangi kejahatan remaja: menyamar ke sekolah, membekuk gang pemasok narkoba buat remaja. Potongan rambut Depp yang mengingatkan pada personel Duran Duran makin bikin kita kepincut. Peran ini pula yang melambungkan nama Depp dan membuatnya hijrah sepenuhnya dari TV ke layar lebar.
2. Edward (Edward Scissorhands, 1990)
Ketika ditahbiskan jadi idola remaja karena serial yang dibintangi begitu populer, banyak aktor yang tak ingin mengacaukannya dengan mengambil peran nyentrik. Tapi, Depp bukan aktor kebanyakan. Tonggaknya hijrah ke layar lebar justru dimulai lewat peran tak biasa: sebagai robot manusia bertangan gunting. Leat arahan tangan dingin Tim Burton, Depp berhasil menghidupkan kisah yang nyaris surealis ini. Kolaborasi Depp dan
1. Jack Sparrow (Pirates of the Caribbean , 2003-sekarang)
Saat era 2000-an dimulai, Johnny Depp bukanlah Johnny Depp hari ini. Demikian majalahEntertainment Weekly di akhir tahun 2009 mengawali artikel saat menyebut Depp sebagai salah satu “Entertainers of the Decade—Penghibur Dekade Ini.” Di awal dekade kemarin, kritikus sudah menyebutnya salah satu aktor terbaik di generasinya. Tapi Depp belum berpijak di box office. Ketika Depp yang dipilih memerankan karakter Jack Sparrow sang kapten bajak laut di Pirates of the Caribean: Curse of the Black Pearl (2003), alasannya bukan karena Depp diyakini bakal mendatangkan jutaan penonton di seluruh dunia, melainkan memang hanya Depp yang mampu menghidupkan kapten bajak laut yang setengah gila itu. Bagi Depp, Jack Sparrow adalah tokoh nyentrik lain yang harus diperankannya. Jack mengambil inspirasi perannya dari gitaris Rolling Stones Keith Richard. Terbuktri, eksplorasi peran yang dilakukan Depp—yang semula membuat pihak studio Disney kuatir—memberinya tak hanya pijakan di box office tapi juga namanya semakin moncer bagi generasi penonton selepas era 1990-an.