Bermimpi dapat membantu menghilangkan kenangan buruk. Peneliti AS menemukan bahwa zat kimia pada otak berhubungan dengan stres selama fase mimpi kala kita tidur ketika otak memproses pengalaman
emosional.Zat kimia itu dapat membantu meringankan rasa sakit yang terkait dengan kenangan yang buruk dan bisa berperan sebagai terapi semalam, kata peneliti di
Selain memberikan petunjuk kenapa kita bermimpi, para peneliti mengatakan penelitian ini mungkin membantu menjelaskan beberapa gejala post-traumatic stress disorder (PTSD), seperti mimpi buruk yang berulang.
Kelompok pertama melihat foto di pagi hari dan di malam hari, sedangkan kelompok kedua melihat gambar di sore hari dan keesokan paginya setelah tidur malam penuh.
Kelompok yang melihat gambar setelah tidur malam melaporkan reaksi emosional yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan kelompok yang tidak tidur..
Pada kelompok yang tidak tidur, scan MRI juga menunjukkan aktivitas yang kurang pada amigdala, bagian dari otak yang memproses emosi, dan aktivitas lebih di pre-frontal korteks otak yakni bagian yang terkait dengan pemikiran rasional.
Dr Matthew Walker, pemimpin studi, seperti dikutip dari Yahoo Health, Kamis (24/11), mengatakan, "Kami mengetahui bahwa selama tidur, terjadi penurunan tajam dalam tingkat norepinefrin, suatu bahan kimia otak yang berhubungan dengan stres. Dengan pengolahan emosional selama tidur, saat terbangun keesokan harinya, pengalaman-pengalaman emosional akan melunak. Kita bisa merasa lebih baik dan mampu mengatasi kenangan buruk."