Saturday, December 3, 2011

Ternyata Permen Karet bisa Kurangi Resiko Infeksi Telinga

Permen karet mengandung pemanis xylitol yang membantu mengurangi risiko infeksi telinga pada anak-anak. Sebuah penelitian yang membandingkannya dengan permen karet plasebo memperoleh hasil bahwa anak-
anak yang mengunyah permen karet ber-xylitol risiko terkena infeksi telinga berkurang sampai 25 persen. Anak-anak ini mengunyah permen karet ber-xylitol sebanyak dua keping, lima kali sehari setelah makan, selama dua sampai tiga bulan.

Penelitian sebelumnya menguji pengaruh xylitol terhadap acute otitis media (AOM), jenis infeksi telinga yang paling sering terjadi. AOM merupakan infeksi telinga yang banyak menyerang anak-anak. Dokter di AS umumnya meresepkan antibiotik. "Maka, mengunyah permen karet berpotensi mengurangi penggunaan antibiotik di kalangan anak-anak," kata Dr. Amir Azarpazhooh, asisten profesor kedokteran gigi Universitas Toronto.

Xylitol dikenal sebagai penghambat tumbuhnya bakteri, dan disarankan oleh dokter gigi sebagai salah satu cara mencegah gigi berlubang. Meski hasilnya positif, penelitian tadi tidak lantas merekomendasikan permen karet sebagai pencegah infeksi telinga. Masih butuh penelitian lanjut.

Penerapan permen karet sebagai pencegah infeksi telinga anak-anak juga tak mudah. Beberapa sekolah melarang anak didiknya makan permen karet. Aktivitas mengunyah permen karet bisa menyebabkan tersedak. Azarpazhooh mengingatkan untuk tidak memberikan permen karet kepada anak di bawah usia empat tahun.

Azarpazhooh dan koleganya meninjau empat penelitian dari para peneliti di Finlandia yang mencakup sekitar 3.100 anak-anak. Mereka berusia 12 tahun ke bawah dan menjalani perawatan harian. Secara acak mereka dikasih xylitol, baik dalam bentuk permen karet, sirop, atau permen hisap. Ada juga yang dikasih plasebo.

Tiga dari penelitian tadi menyimpulkan bahwa xylitol mengurangi risiko infeksi telinga. Penelitian keeempat melihat hubungan antara xylitol dan infeksi saluran napas, namun tidak memberikan hasil yang pasti.

Konsumsi xylitol juga mengurangi penggunaan antibiotik. Anak-anak yang mengonsumsi xylitol ternyata konsumsi antiobiotiknya lebih rendah 10% dibandingkan dengan mereka yang mengonsumsi plasebo. Penemuan itu memang menjanjikan, namun harap diingat bahwa semua penelitian dilakukan di satu negara. Jadi harus dikonfirmasi dengan penelitian di belahan dunia lain sebelum dibuat sebuah rekomendasi.

Sebenarnya, bagaimana kerja xylitol ini?

Bakteri Streptococcus pneumonia dan Haemophilus influenzae merupakan penyebab umum AOM. Bakteri ini berkumpul di bagian atas jalan napas (di belakang jalur rongga napas) dan memiliki akses menuju ke telinga bagian tengah. Tidak seperti gula, xylitol tidak bisa digunakan sebagai sumber energi oleh kebanyakan bakteri yang menyebabkan gigi berlubang dan infeksi telinga. Inilah yang membuat xylitol mengurangi kemampuan bakteri-bakteri tadi untuk memasuki jalur napas dan berkembang.

Para peneliti menyarankan anak-anak untuk mengunyah permen karet antara 5 dan 10 menit. Keseringan mengunyah permen karet bisa menimbulkan komplikasi, termasuk gigi dan rahang terluka. Juga bisa mengurangi nafsu makan anak.

sumber:quintessence