Gastrotheca Guentheri atau kodok pohon ternyata sangat unik. Dari seluruh spesies kodok yang ada saat ini, ia merupakan satu-satunya kodok yang memiliki gigi di rahang atas dan bawah.
Kembali ditemukannya gigi bawah pada kodok setelah ratusan juta tahun memunculkan perdebatan sengit seputar evolusi menghilangnya sesuatu bisa berlanjut dengan evolusi pemunculannya kembali. Bukti baru yang ditemukan pada Gastrotheca guentheri juga menunjukkan bahwa ada celah pada teori yang digunakan sebelumnya. “Kami mengombinasikan data dari fosil dan DNA dengan metode statistik terbaru. Ternyata, kodok kehilangan gigi di rahang bawah sekitar 230 juta tahun lalu,” kata John Wiens, ketua tim peneliti dari Namun, pada laporannya yang dipublikasikan di jurnal Evolution, Wiens menyebutkan, dalam 20 juta tahun terakhir, spesies kodok Gastrotheca guentheri (G. guentheri) berhasil memunculkan kembali deretan gigi rahang bawah mereka yang hilang. Sebelumnya, kalangan ilmuwan berpendapat bahwa hilangnya sesuatu selama evolusi tidaklah bisa dikembalikan. Teori ini disebut juga sebagai Dollo’s Law. Namun munculnya gigi bawah G. guentheri setelah lebih dari 200 juta tahun bisa membuat teori tersebut dipertimbangkan kembali.
“Hilangnya gigi bawah milik nenek moyang kodok modern dan kemunculannya kembali di kodok G. Guentheri menyediakan bukti kuat bahwa secara anatomi kompleks, sesuatu yang hilang akibat evolusi bisa muncul kembali,” kata Wiens. “Bahkan setelah lenyap selama ratusan juta tahun.” Wiens yakin bahwa re-evolusi ini bisa dinilai sebagai celah pada Dollo’s Law. “Celah ini mungkin juga berlaku untuk kasus lain, misalnya munculnya kembali jari-jari milik kadal yang hilang,” ucap Wiens.