Kebiasaan pilih-pilih makanan pada anak tak hanya menyebabkan gizinya tidak seimbang, tetapi juga berisiko memicu alergi saat dewasa. Sistem kekebalan tubuhnya jadi tidak terbiasa menyesuaikan diri dengan
makanan-makanan pemicu alergi.Selera anak kecil seringkali memang susah dituruti, maunya makan ini itu dan belum tentu mau kalau diberi makanan yang bergizi. Bahkan adakalanya kebiasaan pilih-pilih makanan juga datang dari orangtua, yang secara naluriah tidak ingin anaknya makan makanan berbahaya.
Menurut sebuah penelitian terbaru, kebiasaan pilih-pilih makanan memberikan dampak yang tidak diharapkan pada beberapa anak ketika tumbuh dewasa. Anak-anak yang sejak kecil memang punya tubuh sangat sensitif jadi semakin rentan mengalami alergi saat dewasa.
Para peneliti menduga, kebiasaan pilih-pilih makanan akan membuat anak-anak hanya terpapar makanan yang itu-itu saja. Akibatnya tubuh tidak akan terbiasa untuk menyesuaikan diri dengan makanan tertentu seperti kacang yang berpotensi memicu alergi.
"Idenya adalah bahwa melindungi anak dalam sebuah imunological cocoon (ibarat kepompong sistem imun) dan tidak mengeksposnya dengan protein bisa memicu reaksi alergi di kemudian hari," kata Prof Gideon Lack dari Kings College London seperti dikutip dari Telegraph, Kamis (24/11/2011).
Kesimpulan itu ditarik setelah para ilmuwan dari Kings College London, Cambridge University dan Duke University membandingkan 640 bayi di Inggris dan Israel. Pengamatan dilakukan dari tahun 2006, lalu diikuti selama kurun waktu beberapa tahun kemudian.
Secara kultural, bayi-bayi di Inggris umumnya tidak boleh makan kacang oleh orangtuanya agar tidak alergi. Saat tumbuh dewasa, bayi-bayi tersebut malah 10 kali lebih rentan alergi dibandingkan bayi-bayi lain di Israel yang tidak pernah dilarang makan kacang oleh orangtuanya.