Thursday, November 24, 2011

Kuliah Pascasarjana atau Enggak Ya? Pertimbangkanlah dulu 6 Hal Ini

Kamu berniat melanjutkan kuliah ke level pascasarjana, namun belum yakin karena berbagai pertimbangan? 
Berikut beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan sebelum kuliah pascasarjana seperti dikutip dari Her Campus.

1. ‘Dunia nyata’ lebih bermanfaat bagi kariermu

Beberapa bidang pekerjaan memang membutuhkan gelar pascasarjana. Namun ada beberapa bidang pekerjaan yang lebih mencari orang berpengalaman alih-alih orang yang memiliki gelar pascasarjana. Banyak hal yang dapat dipelajari melalui profesimu.

Direktur Penerimaan Program MBA di Trulaske College of Business di University of Missouri-Columbia, Barbara Schneider punya penjelasan soal ini. Menurutnya, pengalaman di 'dunia nyata' merupakan nilai dari seorang mahasiswa dalam memulai atau menjalankan karier.

"Anda sudah berada di kampus dalam waktu lama dan belajar banyak hal mengenai apa yang disukai dan tidak, jadi hal itu bisa menjadi panduan dalam membangun karier di masa depan. (Kuliah pascasarjana) tidak harus menghabiskan waktu lebih banyak di kelas dan menghindari dunia kerja!” jelasnya.

Keuntungan bekerja ketimbang kembali kuliah dialami Maddy Harrington, mantan mahasiswa Mount Holyoke College. Dia mengaku, melewatkan kuliah pascasarjana lebih bermanfaat.

“Sebagai orang yang tertarik dengan dunia menulis kreatif, saya berpikir kuliah pascasarjana tidak baik untuk waktu. Saya pikir hal terbaik bagi orang dalam posisi saya adalah terjun ke bidang tulis-menulis. Pengalaman akan lebih baik ketimbang kembali kuliah selama dua tahun,” jelasnya.

2. Memiliki gelar pascasarjana tidak menjamin kamu menjadi karyawan yang lebih baik atau berkualitas

Terkadang, pengalaman kerja lebih dipandang berharga oleh perusahaan ketimbang jenjang pendidikan. Perusahaan ingin memperkerjakan orang yang tahu apa yang akan mereka kerjakan, dan kerap melihat pengalaman kerja sebelumnya dari pekerja tersebut. Memiliki gelar pascasarjana tidak menjamin punya keterampilan yang dibutuhkan perusahaan tersebut.

3. Beban kerja mahasiswa pascasarjana akan lebih mendalam dan intens

Tingkat kesulitan saat kuliah pascasarjana harus menjadi pertimbangan saat memutuskan melanjutkan kuliah. Schneider mengatakan, “Di beberapa bidang seperti ilmu pengetahuan dan teknik, yang membutuhkan latar belakang substansial, tingkat kerjanya akan lebih tinggi dan fokus.”

Karena itu, preview dari kelas pascasarjana, bisa menjadi pertimbangan.

Pejabat penerimaan di University of Missouri-Columbia School of Law, Heck Michelle menjelaskan, banyak mahasiswa yang tidak yakin jika gelar pascasarjana yang diperoleh di sekolah hukum adalah sesuatu yang benar-benar mereka inginkan.

"Dalam hal ini, kami mendorong calon mahasiswa untuk datang ke kelas, berbicara dengan mahasiswa yang ada, dan merasakan lingkungannya. Ini bisa memperkuat keputusan mereka apakah benar-benar ingin kuliah atau tidak.”

Karena itu, pastikan kamu sudah siap dan fokus untuk program yang sangat khusus.

4. Kamu tidak memiliki waktu atau sumber daya menjadi mahasiswa pascasarjana penuh waktu

Banyak program pascasarjana yang tidak ‘memaksa’ mahasiswanya untuk menjadi mahasiswa penuh waktu. Apalagi, banyak pilihan untuk kuliah secara online. Namun umumnya, para profesor dan direktur program pascasarjana sepakat menjadi mahasiswa pascasarjana penuh waktu, akan memberikan hasil terbaik.

Schneider mengatakan, "Jika kamu bisa mengikuti program pascasarjana penuh waktu, kamu akan mendapatkan pengalaman yang berbeda. Kamu dapat melibatkan diri dalam program tersebut, fokus pada karya akademik (bukan fokus pada hal lain seperti pekerjaan dan urusan rumah), dan berpartipasi dalam kegiatan lain yang memperkaya pengalaman.”

Dia memberikan contoh pengalaman mahasiswa di kampusnya yang mendapat kesempatan untuk mengikuti kompetisi bedah kasus, bekerja sama dengan sesama mahasiswa untuk mengembangkan ide bisnis inovatif, dan bekerja sebagai asisten dosen, serta dalam bidang yang relevan dengan minat karier mereka. Menurut Schneider, kesempatan ini tidak tersedia jika menjadi mahasiswa pascasarjana paruh waktu atau yang mengikuti program online.

5. Kuliah Pascasarjana, Mahal!

Tidak bisa dimungkiri, kuliah pascasarjana membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Berdasarkan penelusuran okezone, biaya kuliah program magister di salah satu kampus negeri membutuhkan biaya hingga Rp50 juta selama dua tahun. Sementara biaya kuliah di salah satu kampus elit di Jakarta membutuhkan biaya sekira Rp40 juta. Tentunya, ini bisa menjadi pertimbangan untuk melanjutkan kuliah pascasarjana.

Untuk beberapa orang, program pascasarjana merupakan langkah penting untuk mencapai tujuan karier mereka, tetapi untuk orang lain, biaya yang mahal membuat mereka harus berpikir dua kali. Bahkan di Amerika, biaya kuliah program pascasarjana naik hingga USD30 ribu.

6. Gelar pascasarjana tidak menjamin pekerjaan dengan gaji tinggi.

Di Amerika, memiliki gelar pascasarjana tidak menjamin pekerjaan dan gaji yang lebih tinggi, dibandingkan orang dengan level pendidikan lebih rendah. Karena itu, sebelum melanjutkan kuliah ke program pascasarjana, lakukan penelitian sendiri dan pastikan kamu mengetahui bidang yang akan digeluti.

Sebuah artikel yang diterbitkan pada 2003 oleh Chronicle of Higher Education menunjukkan kenyataan suram hubungan antara gelar yang tinggi dengan posisi untuk mendapatkan bayaran yang lebih tinggi. Penulis artikel tersebut, yang merupakan profesor di sebuah perguruan tinggi seni liberal di Midwest mengungkapkan, “Lulusan pascasarjana menghasilkan lebih sedikit dibandingkan pekerja restoran cepat saji.”

Menurutnya, jumlah orang yang mengejar gelar pascasarjana memang meningkat secara signifikan. Namun banyak mahasiswa yang tidak menyadari bahwa profesi level atas yang menjadi incaran mereka, sesungguhnya tidak meningkat jumlahnya tapi justru cenderung menyusut.

Pada akhirnya, itu semua menjadi pilihanmu. Hanya kamu yang mengetahui langkah terbaik untuk masa depanmu. Percaya diri dan dan jangan takut untuk menghadapi tantangan yang akan datang!