Sunday, November 20, 2011

Telinga kamu Berdenging, Awas Gejala Otitis!

Radang telinga dapat disebabkan oleh bakteri maupun virus yang mengendap di rongga telinga bagian liar, tengah, serta dalam. Bisa juga diakibatkan oleh infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Kalau tiba-tiba telinga
Anda berdenging atau malah kehilangan pendengaran, kemungkinan itu tanda radang telinga. Jangan ragu minta bantuan dokter.
Selain berdenging, radang telinga juga sering ditandai timbulnya rasa nyeri, telinga terasa penuh, atau mendadak tuli. "Kalau sudah demikian mesti hati-hati, bisa jadi itu otitis atau radang telinga. Jenis radang telinga yang umum adalah otitis media, yaitu infeksi pada telinga tengah serta otitis eksterna atau radang telinga luar," kata DR. Dr. Trimartani, Sp.THT KL(K), dari RS Gading Pluit, Kelapa Gading, Jakarta.

Didahului Selesma
Radang telinga, tambahnya, adalah peradangan yang terjadi pada bagian telinga luar (otitis external)telinga tengah (otitis media), dan telinga dalam. Peradangan pada telinga tengah seringkali dimulai ketika infeksi yang menyebabkan sakit tenggorokan dan selesma atau gangguan pernapasan lainnya yang menyebar ke telinga tengah. Ini dapat disebabkan virus atau bakteri yang menjadi akut atau kronis.
Otitis media akut biasanya timbul dengan cepat dan berdurasi pendek. "Otitis media akut biasanya berhubungan dengan akumulasi cairan di telinga tengah," ujarnya.
Otitis media kronis (OMK), yaitu peradangan telinga tengah yang gigih, secara khas bisa diderita selama sebulan. Berbeda dengan infeksi telinga akut (otitis media akut) yang biasanya berlangsung beberapa minggu.
"Setelah infeksi akut, cairan mungkin tertinggal di belakang gendang telinga (tympanic membrane) yang mengendap sampai tiga bulan sebelum menghilang," katanya.
OMK mungkin berkembang setelah periode waktu yang berkepanjangan dengan cairan atau tekanan negatif di belakang gendang telinga. OMK dapat menyebabkan kerusakan yang terus menerus pada telinga tengah dan gendang telinga. Mungkin ada aliran yang terus menerus melalui lubang pada gendang telinga.
OMK seringkali dimulai tanpa nyeri dan demam. Tekanan telinga atau telinga yang meletus dapat menjadi gigih untuk berbulan-bulan. "Adakalanya kehilangan pendengaran yang tidak kentara disebabkan oleh otitis media kronis," katanya.

OMA Disertai Demam
Menurut Dr. Tri, radang telinga dapat dialami orang dewasa maupun anak-anak, tetapi kejadiannya lebih banyak dialami anak-anak, usia sekitar 5-10 tahun. Hampir 70 persen anak pernah mengalami radang telinga tengah dan tidak sedikit yang mengalami gangguan pendengaran akibat penanganan yang terlambat.
Radang telinga tengah atau otitis media akut (OMA) biasanya disertai demam dan telinga terasa penuh. Jika berlangsung dalam waktu lama, hingga menahun, akan berubah menjadi otitis media supuratif kronis (OMSK), yaitu radang kronis telinga tengah dengan adanya lubang (perforasi) pada gendang telinga (membran timpani).
"Dan riwayat keluarnya cairan (sekret) dari telinga (otorea) lebih dari dua bulan, balk terus-menerus atau hilang timbul," ungkap dokter spesialis otorhinolaryngology ini.
Adanya tekanan dari cairan yang terkumpul di gendang telinga akan menimbulkan demam tinggi, mual-mual, muntah, sakit kepala, dan selera makin menurun atau hilang. Keluarnya cairan kental dan lubang telinga menandai robeknya gendang telinga akibat tekanan cairan yang demikian kuat.
Namun, bila peradangan tersebut tidak disertai infeksi, bisa saja gangguan telinga ini hampir tanpa gejala. Gejalanya juga bisa berupa perasaan telinga seperti dipenuhi sesuatu.
"Bila ada infeksi, yang biasanya berasal dari infeksi saluran napas bagian atas, gejala yang muncul mirip flu biasa," tuturnya.
Radang telinga bagian luar umumnya disebabkan infeksi bakteri atau jamur. Bisa juga noninfeksi, misalnya karena iritasi, eksim di telinga, kecelakaan, atau trauma.
Sementara radang telinga bagian dalam seringkali karena penjalaran atau komplikasi dari radang telinga tengah. Infeksi di telinga tengah bisa menyebabkan rusaknya struktur telinga tengah dan lama-kelamaan akan menimbulkan komplikasi. Si penderita bisa mengalami pusing berputar dan infeksinya menyebar hingga ke otak.

Obat Tetes Antibiotika
Otitis media supuratif kronis (OMSK), yaitu komposisi kronik telinga yang disertai perforasi membran timpani dan keluar sekret secara terus menerus atau hilang-timbul, biasanya disertai gangguan pendengaran. Sebagian besar OMSK merupakan kelanjutan dari OMA dan sebagian kecil disebabkan perforasi membran timpani akibat trauma telinga.
Gambaran klinis OMSK, dijelaskan Dr. Tri, adalah keluar sekret dari telinga tengah. Gangguan pendengaran terjadi secara perlahan. Rasa sakit timbul bila sudah ada komplikasi atau OMSK disertai OE.
"Pada pemeriksaan fisik tampak membran timpani sudah perforasi," katanya. Untuk mendeteksi radang telinga dapat dilakukan dengan cara anemnesis, yaitu melihat gendang telinga dengan otoskop. Tes menggunakan garputala dan audiometri juga bisa digunakan. Alat ini berfungsi untuk mengetes ketajaman pendengaran, OAE (oto akustik emation), dan BERA (brea respons audiometri).
Pengobatan tentu harus sesuai dengan jenis OMSK. Dr. Tri mengatakan, sebaiknya diberikan obat tetes pencuci telinga H202 takaran 3 persen selama 2-3 hari, sesuai dengan kebutuhan si penderita, disertai antibiotika.
"Bila sekret berkurang, tetapi belum kering, berikan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan kortikosteroid, antara 10-14 hari," tambahnya.
Bila dengan pengobatan konservatif sekret tidak kering, kemungkinan sudah menjadi mastoidis, sehingga dianjurkan operasi. Pada tipe maligna, pengobatan yang tepat adalah operasi.
Ia mengingatkan, penderita OMSK tidak boleh berenang agar kondisinya tak bertambah parah.

Hindari Mengorek Telinga 
Radang telinga bisa disembuhkan. Meski demikian, penyakit ini juga dapat membuat penderitanya kehilangan pendengaran. Jika sampai terjadi komplikasi, bisa berakibat kematian.
Untuk mencegah atau mengurangi risiko semua itu, DR. Dr. Trimartani, Sp.THT KL(K), dari RS Gading Pluit Jakarta, menyarankan agar kita meninggalkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan telinga.

Berikut kiat memelihara kesehatan telinga :
* Menjaga pola hidup sehat agar daya tahan tubuh tetap prima.
* Mencegah infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) dengan mengonsumsi makanan bergizi.
* Membiasakan mencuci tangan sebelum makan dan setelah buang air.
* Menjaga kebersihan udara dengan ventilasi yang cukup.
* Menghindari asap rokok. Meninggalkan kebiasaan membersihkan telinga dengan benda berujung keras seperti kapas bertangkai (cotton buds). Cara ini sudah menjadi kebiasaan masyarakat umum, padahal kurang tepat. Cotton buds malah mendorong kotoran masuk lebih dalam ke telinga dan bisa melukai gendang telinga, sehingga menyebabkan radang.
* Cukup bersihkan bagian muara telinga dan daun telinga. Kotoran telinga pada dasarnya dapat keluar sendiri dengan bantuan bulu-bulu halus yang secara alami tumbuh di dalam telinga. Jika kotoran mengeras dan tak dapat keluar, sebaiknya minta bantuan dokter spesialis telinga hidung tenggorok.

sumber:sehatnews.com